Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak bisa di pecahkan oleh sistem komputer lain atau oleh metode atau alat kuantitatif standar.
o Keputusan Terstruktur : contoh : Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.
o Keputusan Semiterstruktur : Keputusan yang memiliki 2 sifat, separoh ditangani komputer sebahagian lagi tetap dilakukan oleh pengambil keputusan. Contoh :
- Pengevaluasian Kredit,
- Penjadwalan Produksi,
- Pengendalian Persediaan
o Keputusan Tidak Terstruktur : Keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.
Contoh :
- Pengembangan Teknologi Baru,
- Bergabung dengan Perusahaan Lain,
- Perekrutan Eksekutif.
Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini
Contoh : Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa
Dukungan untuk semua individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain.
Contoh : Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Walikota se-Nad.
Maksudnya disini adalah dalam pemilihan ini jelas terlihat bahwa pencalonan walikota tidak hanya satu orang yang mencalonkan diri, tetapi banyak orang yang mencalonkan dirinya sebagai calon walikota. Dari hal ini kita tidak bisa memilih semuanya, akan tetapi kita harus memilih salah satu.
Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial. Keputusan bisa di buat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang sama)
Contoh : Sistem Pendukung Keputusan Pembangunan INDOMARET.
Maksudnya disini adalah Penyaranan terhadap lokasi pembangunan Indomaret bukan hanya pada satu lokasi, tetapi banyak lokasi misalnya: lokasi A, B, Dan C. Dan setelah dianalisa terpilihlah salah satu lokasi yang tepat sebagai lokasi Pembangunan Indomaret. Itu semua diputuskan atas dasar keputusan yang dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang sama).
Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi.
- intelegensi : Pencarian kondisi yang membutuhkan keputusan (cari informasi, identifikasi objectives).
- Desain : Mencari, membangun dan menganalisis kemungkinan solusi (manipulasi informasi, cari alternatif, beri bobot resiko/benefit pada alternatif).
- Pilihan : Memilih satu solusi untuk diimplementasikan (pilih yg paling “baik”, statistik alternatif, jelaskan, terangkan).
Contoh : Sistem Pendukung Keputusan Pembangunan Suzuya square
Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
Gaya pengambilan = model ( Metode untuk menyelesaikan masalah )
Misalnya : bobot => model entropi, SPK AHP
Contoh : SPK Lokasi pembangunan Indomaret dengan menggunakan bobot Entropi
dan menggunakan Model SPK AHP dan Group Delphi.
Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi Sistem Pendukung Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. Sistem Pendukung Keputusan juga fleksibel dalam hal ini bisa di modifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis.
Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin yang interaktif dengan satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektivitas Sistem Pendukung Keputusan .
Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timeliness, kualitas) ketimbang pada efisiennya (biaya pengambilan keputusan). Ketika Sistem Pendukung Keputusan disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik.
Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. Sistem Pendukung Keputusan secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukannya menggantikan.
Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar bisa di bangun dengan bantuan ahli sistem informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitannya dengan data warehouse memperbolehkan pengguna untuk membangun Sistem Pendukung Keputusan yang cukup besar dan komplek.
Biasanya, model-model di gunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
Akses di sediakan untuk berbagi sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
Contoh : Mengakses data dari berbagai sumber
Mysql, Orade, Delphi, Vb, Java.
Format Tipe : Mysql =>
Oracle =>
Dapat di gunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau di distribusikan di suatu organisasi secara keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat di integrasikan dengan Sistem Pendukung Keputusan lain dan atau aplikasi lain, serta bisa di distribusikan secara internal dan eksternal menggunaka networking dan teknologi Web.
- Standalone : Komputer yang berdiri sendiri = tidak bisa diambil dari akses luar
Contoh : SPK Rumah Sakit
- Berbasis Web : contoh => pemilihan daerah lokasi pariwisata di Yogyakarta.
2. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Penjelasan :
Data Internal => contoh : Database Beasiswa
Data Eksternal => contoh : data KTP
Menurut Turban (2005) Komponen-komponen SPK antara lain: [2]
Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem, yaitu:
a. Manajemen Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS).
Subsistem manajemen data terdiri dari :
v DSS database
v Database Management Syst
v Data dictionary
v Query facility
b. Manajemen Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang sesuai.
c. Subsistem Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
Subsistem ini mencakup :
v Perangkat keras dan perangkat lunak
v Kemudahan penggunaan
v Kemampuan untuk diakses
v Interaksi manusia-mesin
d. Manajemen Knowledge yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri. Beberapa metode dalam kecerdasan buatan dapat digunakan untuk keperluan tersebut.
3. Contoh Kategori Sistem Pendukung Keputusan
Turban (2005) mengkategorikan model sistem pendukung keputusan dalam tujuh model, yaitu:
a. Kategori masalah optimisasi dengan beberapa alternatif solusi:
v Mencari solusi terbaik dari sejumlah kecil alternatif
v Teknik: tabel keputusan, pohon keputusan
v Contoh:
– SPK Pemilihan Program Studi di Universitas (Diana & Marisca, 2006)
( metode : AHP )
– SPK Penentuan Menu bagi Penderita Diabetes (Joseph, 2006)
( metode : AHP )
– SPK Pemilihan Tipe Rumah (Agnes, 2007)
( metode : Program Linier )
b. Kategori optimisasi menggunakan algoritma:
v Mencari solusi terbaik dari sejumlah besar atau bahkan tak berhingga alternatif, menggunakan proses bertahap
v Teknik: model pemrograman linear, AHP, algoritma genetika, atau model matematis lain
v Contoh:
– SPK penentuan jalur pemasangan kabel listrik
( metode : CMP = Metode Critical Path )
– SPK penentuan jadwal kuliah
( metode : Algoritma Koloni Sumut )
– SPK Penentuan Lokasi KKN (Dance, 2006)
( metode : AHP )
c. Kategori optimisasi menggunakan formula analitis:
v Mencari solusi terbaik dalam satu langkah dengan menggunakan rumus (formula)
v Teknik: beberapa model inventori, dll
v Contoh:
– SPK Penentuan Harga Jual Buku di Penerbit & Percetakan (Dwianti, 1999)
( metode : Activity Based )
– SPK Penggantian Armada Taksi (Sakti, 2006)
( metode : AHP )
– SPK Penerimaan Siswa Baru di SMA (Purwanto, 2005)
( metode Decision Tree )
d. Kategori simulasi:
v Mencari solusi yang cukup baik (“good enough”), atau solusi terbaik dari beberapa alternatif yang dicek, menggunakan eksperimen atau coba-coba
v Teknik: simulasi probabilistik, simulasi tergantung waktu (time dependent), simulasi tidak tergantung waktu (time independent), simulasi visual
v Tidak menjamin ditemukannya solusi terbaik
v Contoh:
– SPK Penentuan Jumlah Kasir di Supermarket
( metode : AHP )
– SPK Penentuan Jumlah Stok Barang
( metode : Fuzzy )
– SPK Pemilihan Cat Tembok
( metode : AHP )
e. Kategori heuristik:
v Mencari solusi yang cukup baik (“good enough”) menggunakan aturan
v Bermanfaat pada situasi di mana:
– Persoalannya kompleks, simulasi terlalu memakan waktu
– Ingin didapat solusi yg lebih cepat dan murah dibanding menggunakan algoritma (meskipun tidak se-”umum” spt jika menggunakan algoritma)
v Teknik: pemrograman heuristik, sistem pakar
v Contoh:
– SPK Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor
( metode : Forward Chaining )
f. Kategori model deskriptif lain:
v Mencari solusi “what-if” menggunakan formula
v Teknik: pemodelan finansial
v Contoh:
– SPK Penentuan Investasi
( metode : AHP )
– SPK Penentuan Anggaran Belanja
( metode : AHP )
g. Kategori model prediktif:
v Memprediksi masa mendatang untuk suatu skenario tertentu
v Teknik: analisis Markov, model peramalan (forecasting)
v Contoh:
– SPK Pendirian Sekolah Dasar à dibuat berdasar prediksi jumlah penduduk yang akan masuk SD pada suatu waktu tertentu
( metode : Forecasting )
4. Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Spk harus memiliki kemampuan untuk :
v Digunakan dengan mudah.
v Mengakses berbagai sumber , tipe dan format data untuk berbagai permasalahan.
Maksudnya disini adalah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, dapat dilakukannya pengeksesan diantaranya pengeksesan yang dipedomani dari berbagai sumber, tipe maupun format data. Dimana telah kita ketahui sumber tersebut merupakan referensi yang paling utama untuk mendapatkan sebuah pnyelesaian yang sempurna yang didalamnya berisikan data – data yang konkrit. Sedangkan tipe data merupakan jenis data yang ditangani oleh suatu bahasa pemrograman pada komputer. Sementara itu format data merupakan petunjuk sebuah jenis dari data yang dimaksud.
v Mengakses berbagai kemampuan analisis dengan berbagai saran dan panduan
Maksudnya disini adalah sebagaimana kita ketahui menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 49) menyatakan bahwa kemampuan analisis adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu masalah (soal) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (komponen) serta mampu untuk memahami hubungan diantara bagian-bagian tersebut.Pengaksesan tersebut dipedomani dengan berbagai saran dan panduan yang dapat membantu penyelesaian tersebut.
2 komentar:
Kunjungi blog saya juga y http://code-skripsi.blogspot.co.id/ banyak contoh penerapan aplikasi bermetode berbasis web (SPK, Sistem Pakar, Peramalan dan aplikasi lainnya). Terima kasih mimin.
Kunjungi blog saya juga y http://code-skripsi.blogspot.co.id/ banyak contoh penerapan aplikasi bermetode berbasis web (SPK, Sistem Pakar, Peramalan dan aplikasi lainnya). Terima kasih mimin.
Posting Komentar